H.E. Le Luong Minh
Selama lima tahun terakhir, sekitar 80 persen dari langkah-langkah Pedoman bagi Komunitas ASEAN [Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara] (2009-2015) telah dilaksanakan. Dengan menerapkan sebagian besar pedoman tersebut sebelum batas akhir Desember 2015, secara mendasar kita telah mengubah wajah ASEAN dalam masing-masing dari tiga pilar komunitas tersebut. Dengan keterpaduan politik, integrasi ekonomi, dan tanggung jawab sosial yang bertambah, menyempitnya jurang pemisah pembangunan di dalam dan di antara negara-negara anggota dan fakta bahwa ASEAN telah menjadi lebih terhubung — tidak hanya secara fisik tetapi juga secara lembaga dan dalam keterhubungan bangsa-ke-bangsa — kedudukan ASEAN di wilayah ini dan di dunia telah naik ke tingkat yang teratas.
Secara politis, dengan perdamaian, keamanan, dan kestabilan di wilayah kita yang pada dasarnya terjamin, ASEAN semakin berbicara dengan satu suara atas masalah-masalah bersama regional dan global, seperti Laut China Selatan, Semenanjung Korea, Timur Tengah, kontraterorisme, pandemi, dan perubahan cuaca. Secara ekonomis, perolehan-perolehan penting telah dicapai dalam penghapusan tarif, kemudahan perdagangan dan investasi, penggabungan modal dan pasar penerbangan, peningkatan keamanan pangan, penyempitan jurang pemisah pembangunan, dan promosi kerja sama dengan para mitra luar — semua ini berkat kemampuan ASEAN untuk menjaga pertumbuhan dalam kawasan ini kendatipun lingkungan luar yang berubah-ubah akibat krisis global dan zona euro akhir-akhir ini. Secara sosial, dengan peningkatan pendidikan dan pertukaran remaja dan budaya, kemajuan dalam pelaksanaan Persetujuan Manajemen Bencana dan Penanggapan Keadaan Darurat, serta perhatian lebih besar kepada para kelompok yang kurang beruntung seperti para penyandang disabilitas, unsur-unsur masyarakat yang peduli dan berbagi sedang bermunculan.
Jalur Tepat Pedoman Komunitas
Dengan sekitar 20 persen langkah-langkah yang masih harus dilaksanakan dalam dua tahun mendatang, kita berada di jalur yang tepat dalam membangun masyarakat. Kemajuan seperti itu telah memperkuat ASEAN itu sendiri sebagai mimbar dialog dan kerja sama untuk melestarikan dan meningkatkan perdamaian dan keamanan, suatu lokomotif bagi perdagangan terbuka, investasi, dan pertumbuhan ekonomi di kawasan ini sementara mempertahankan kesatuannya dalam kebhinekaan serta peran utamanya dalam mekanisme regional. Dampak positif kemajuan seperti itu dalam proses pembangunan masyarakat pada hubungan eksternal tercermin dalam jumlah negara non-ASEAN yang ikut serta dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara, yang terakhir menjadi 22 — dengan dua permohonan yang sedang menunggu persetujuan — dan tercermin dalam jumlah negara yang telah menunjuk para utusannya bagi ASEAN, yaitu 78. Dampak positif itu juga tercermin dalam fakta bahwa hubungan ASEAN dengan semua mitra utama telah melampaui lebih dari investasi perdagangan dan kerja sama ekonomi menjadi kemitraan yang lebih menyeluruh yang melampaui proyek dan kegiatan gabungan dalam semua bidang utama.
Perkembangan Visi Pasca-2015
Dalam konteks itu, dengan keyakinan pada prospek komunitas tiga-pilar yang didirikan pada tahun 2015, ASEAN telah memulai Visi Pasca-2015, dengan pandangan untuk menyusun sebuah landasan kuat bagi komunitas ASEAN yang lebih kuat. Sementara unsur-unsur konkret visi semacam itu masih harus dikembangkan, sudah terdapat kesepakatan yang luas di antara para negara anggota untuk mendorong upaya ini. Para negara anggota memiliki pandangan yang sama bahwa karena pembangunan komunitas ialah sebuah proses — suatu upaya yang sedang berjalan bukan sekedar sebuah peristiwa — Visi Pasca-2015 sebaiknya menjadi sebuah visi untuk meningkatkan dan mengonsolidasikan komunitas ASEAN melalui sebuah proses integrasi yang berkesinambungan tetapi lebih mendalam dan menyeluruh. Tujuan akhir ialah untuk membangun sebuah ASEAN yang secara politis bersatu, secara ekonomis terpadu, dan secara sosial bertanggung jawab; sebuah ASEAN yang berorientasikan pada rakyat, berpusatkan pada rakyat serta berlandaskan pada peraturan; sebuah komunitas ASEAN yang terpadu baik ke dalam negara-negara komunitas global. Ini harus terbangun berdasarkan pencapaian-pencapaian yang tercatat dalam pelaksanaan Pedoman bagi sebuah Komunitas ASEAN dan menanggapi kebutuhan ASEAN dalam tahap pembangunan baru. Walaupun integrasi dan perdamaian dan stabilitas akan tetap menjadi prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi kawasan ini, Visi Pasca-2015 akan meletakkan fokus yang lebih besar pada peningkatan kondisi hidup dari 600 juta rakyat ASEAN. Jadi, hal ini harus menetapkan sasaran-sasaran konkret dalam meningkatkan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan mempersempit jurang pemisah pembangunan dengan pandangan untuk menjamin pengembangan yang pantas dan berkesinambungan bagi semua negara anggota.
Membangun Sebuah Identitas
Saat ASEAN terus mengembangkan dan memperkuat sebuah identitas yang mencerminkan kesatuan dalam kebhinekaannya, memajukan kerja sama ASEAN lebih lanjut dalam bidang-bidang seperti kebudayaan, hubungan bangsa-ke-bangsa, pariwisata, pendidikan dan olahraga, ASEAN akan tetap memperkuat hubungan dialognya yang ada dan pada saat bersamaan menjangkau potensi para mitra baru. Dalam proses integrasi global ini, Visi Pasca-2015 ASEAN harus disesuaikan dengan Agenda Pengembangan Global Pasca-2015. Agar Visi tersebut dapat melaksanakan agenda pembangunan dan penguatan masyarakat yang ambisius secara efektif, lembaga dan mekanisme ASEAN perlu diperkuat.
Agenda ambisius seperti itu akan memiliki implikasi signifikan bagi hubungan eksternal ASEAN, termasuk hubungannya dengan para mitra Asia Timur terdekatnya. Komunitas ASEAN yang kuat, bersatu, dan sejahtera tentu akan menjadi sebuah faktor penting bagi terjaminnya perdamaian, stabilitas, kemakmuran dan kerja sama di Asia Timur dan Asia Pasifik. Karena ASEAN sedang menuju ke arah sasaran ini, kita mengakui perlunya untuk memperdalam dan meningkatkan kemitraan dialog dan hubungan eksternal ASEAN.
Hubungan dialog ASEAN-ROK [Republik Korea] telah berjalan lama sejak dimulainya kemitraan kita 25 tahun yang lalu. Hubungan kita telah meluas mencakup serangkaian bidang kerja sama politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya. ROK telah menjadi salah satu mitra ASEAN paling aktif dan penting dalam mekanisme kerja sama kawasan, seperti Forum Regional ASEAN, ASEAN Plus Tiga dan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur. Perdagangan antara ASEAN dan ROK terus bertumbuh dengan mantap. ROK kini menjadi mitra dagang ASEAN terbesar kelima, sementara ASEAN telah menjadi mitra dagang terbesar kedua ROK. ROK telah memberi dukungan tetap bagi upaya pembangunan komunitas ASEAN dan peran utama ASEAN dalam mekanisme regional.
Menggalakkan Kerja Sama
Peringatan dirgahayu ke-25 hubungan dialog ASEAN-ROK menjadi kesempatan baik bagi kita tidak hanya untuk merenungkan pencapaian-pencapaian masa lalu tetapi juga untuk menjajaki cara-cara baru dalam mendorong dan memperkuat lebih lanjut kerja sama kita berdasarkan banyak minat bersama yang kita miliki. Kegiatan-kegiatan peringatan yang akan diadakan tahun ini, yang berpuncak pada Pertemuan Tingkat Tinggi Khusus ASEAN-ROK, yang akan diadakan pada bulan Desember 2014, akan menjadi serangkaian peristiwa yang penting untuk menyoroti lebih jauh pentingnya kemitraan strategis kita dan menyusun arah bagi hubungan ASEAN-ROK di tahun-tahun mendatang.
Pada jeda waktu yang penting ini, kita perlu menangkap kesempatan-kesempatan baru, membangun di atas momentum saat ini, dan menjajaki potensi kita untuk lebih memperkuat dan memperdalam Kemitraan Strategis ASEAN-ROK. Melihat ke depan, kerja sama ASEAN-ROK harus disejajarkan dengan, dan mendukung, Visi Pasca-2015 ASEAN untuk meningkatkan rasa saling melengkapi di antara mereka. Rencana Kegiatan ASEAN-ROK di masa depan, sebagai kelanjutan dari rencana yang sedang berjalan yang akan berakhir pada tahun 2015, harus mengidentifikasi langkah-langkah/kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan ASEAN dalam tahapan baru komunitas ASEAN. Dalam pelaksanaannya, terdapat sejumlah bidang di mana hubungan ASEAN-ROK harus memberikan fokus, di antaranya:
- Kita harus memperkuat kerja sama ekonomi dalam mengejar kemakmuran bersama di antara ASEAN dan ROK dan menyokong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran di Asia Timur secara keseluruhan. Penting untuk memelihara momentum pertumbuhan perdagangan ke arah pencapaian target USD$150 miliar pada tahun 2015 dengan secara penuh menggunakan dan membebaskan serta meningkatkan lebih lanjut Bidang Perdagangan Bebas ASEAN-ROK. Sementara itu, kita harus mengarah kepada penyelesaian tepat waktu perundingan-perundingan Kemitraan Ekonomi Menyeluruh Regional pada tahun 2015, yang akan menjadikannya kerangka perjanjian perdagangan terbesar kedua setelah Organisasi Perdagangan Dunia, yang selanjutnya memperkuat peranan kawasan Asia Timur dalam ekonomi global.
- Kita perlu meningkatkan pengertian bersama dan mendukung pemeliharaan perdamaian dan keamanan di kawasan ini. Kita harus mendorong kerja sama pada bidang-bidang keprihatinan bersama, seperti pemberantasan terorisme dan kejahatan-kejahatan antar negara, pemeliharaan keamanan dan keselamatan laut, manajemen dan peringanan bencana, dan bantuan kemanusiaan, memerangi pembajakan dan kejahatan dunia maya.
- ASEAN mengharapkan dukungan ROK untuk meningkatkan keterhubungan ASEAN maupun keterhubungan di antara ASEAN dengan ROK dan di Asia Timur, melalui mekanisme konsultasi yang telah dimulai oleh ROK untuk bekerja bersama dengan Komite Koordinasi Keterhubungan ASEAN. Kita berharap dapat menjajaki potensi kerja sama dalam infrastruktur, informasi, dan teknologi komunikasi dan mobilisasi pendanaan inovatif bagi keterhubungan, termasuk melalui kemitraan pemerintah-swasta.
- ASEAN mengharapkan dukungan berkesinambungan untuk mempersempit jurang pembangunan dan meningkatkan keterhubungan regional, khususnya melalui kerangka kerja sama Mekong-ROK.
- Kita harus meneruskan membina pertemanan di antara ASEAN dan ROK dengan mendorong pertukaran kebudayaan dua-arah dan bangsa-ke-bangsa, khususnya antar generasi yang lebih muda dan dalam bidang-bidang akademik, intelektual, seni, olahraga, dan pariwisata.
- Kita harus meningkatkan kerja sama dalam menanggapi tantangan-tantangan global yang utama dan antarperbatasan, seperti perubahan iklim dan lingkungan, termasuk kerja sama erat mengenai kebijakan pertumbuhan hijau karbon rendah dan pemakaian teknologi ramah lingkungan, manajemen air, dan kerja sama kehutanan, di mana ASEAN berminat untuk belajar dari pengalaman-pengalaman ROK.
- Akhirnya, kita harus menjamin bahwa hubungan ASEAN-ROK ditempatkan dalam konteks Asia Timur yang lebih luas untuk kepentingan kawasan kita dan yang lebih luas. Oleh karena itu, kita harus terus meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam kerangka kerja regional yang lebih luas, termasuk dalam upaya yang sedang berjalan Kelompok Visi Asia Timur 2 untuk memajukan kerja sama di Asia Timur di mana ROK telah berperan aktif.
Sebagai penutup, sebagai saluran penting bagi peningkatan perdagangan, investasi, pariwisata, dan pertukaran kebudayaan di antara ASEAN dan ROK, Pusat ASEAN-ROK telah dan akan terus mengambil peran penting dalam memajukan kerja sama ASEAN-ROK.
Sumber: http://apdforum.com/id/article/rmiap/articles/print/features/2014/10/01/feature-pr-8?gclid=Cj0KEQiApbunBRDs0fba3dz484cBEiQAMsx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar